Rabu, 29 Januari 2014
deritaku selama hidupku
Aku tak rindu masa-masa kecil dulu. Masa-masa yang telah lama aku
tinggalkan. Masa kecil yang penuh kenangan yang
menyakitkan dan tak pernah mau ku kenang, atau memang sebenarnya tak ada yang menyenangkan. Sejak TK aku sudah menyadari siapa aku sebenarnya anak dari seorang pembisnis dan ibu seorang guru, namun aku berusaha untuk menyesuaikan keadaan itu, aku menyadari apa yang mengalir dalam darah aku bukanlah darah mereka. semua penyakit, semua derita yang aku alami. kenangan yang masih melekat adalah dimana aku meminta sebuah plastik berisikan air kelapa berujung pecahnya kaca yang aku pukul dengan tangan aku sendiri, kemudian aku membuka lembar baru di daerah baru bandung. Daerah penghasil sepatu yang kaya akan buda disitu aku mulai beradaptasi kembali masa dimana aku merasakan kerasnya sapu yang baru dibeli yang mengakibatkan 2jahitan harus aku trima di kening aku, sepeda warna hijau, aku bermain dengan penjaga rumah mess disana bermain dengan orang2 bawah sangat menyenangkan menghilangkan sifat temprament aku sementara tapi. meninggalkan kota bandung menuju cilacap disana aku benar2 merasakan aura yang membuat aku hidup lebih berarti kembali tanpa memikirkan siapa orang tua kandung aku siapa dikala siang hari aku rebutan makanan merasakan di kunci di gudang seperti apa. lanjut ke kota jogja. di kota inilah butuh sebuah pertimbangan karna sekian lama malang buana mengikuti kemana perginya bapak akhirnya di putuskan di jogja, di kota inilah semua sifat aku keluar. sejatinya aku tidak mau melakukan hal ini tapi, aku ingin di dengar, diperhatikan bukan materi yang aku inginkan tapi sebuah dekapan kasih sayang dan cara memperlakukan keadilan seperti apa. kejadian pertama adalah sms kakaknya ibu yang berkata maaf ASU, kejadian kedua memukul lemari kaca kepada istrinya kakaknya ibu, kejadian kedua korupsi uang amanah dari temennya kakaknya ibu, kejadian ketiga menenggak kispray, kejadian keempat mengkonsumsi CTM berbutir butir, membawa senjata tajam di lingkungan sekolah, berkelahi di belakang sekolah, mengambil batu granit dari lab sekolah dan masih banyak lagi yang tak bisa aku sebutkan semuanya. tahun 14 ini aku mengawali hidup aku yang keluaran pondok pesantren selama 1th aku ingin menunjukan bahwa aku sudah berubah dan bukan aku yang dulu bodo amat orang lain mau dengerin aku atau tidak ternyata untuk jadi orang baik harus menelan pil pahit benar2 pahit yang aku rasain, tiap hari nyesek rasanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar